“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui…” (QS. Al-Baqarah: 261).
Kali ini, kita bisa belajar pada bapak Teguh, seorang rektor universitas ternama di Banyuwangi. Seorang laki-laki yang energik, berwawasan luas, dan juga komunikatif. Sungguh mencengangkan, pak Teguh ini luar biasa. Dalam sebuah perbincangan saya di Banyuwangi, bahwa dia mempunyai mobil yang berjumlah 40 lebih dengan berbagai macam mobil. Mobil ini ada yang Avanza, Xenia, Kijang LX, Innova, bahkan mobil Alphard yang super mewah. Luar biasa. Saya tidak sedang bercerita soal kemewahan hidupnya. Pak Teguh mempunyai ribuan hektar tanah untuk lembaga pendidikan mulai TK hingga perguruan tinggi di Banyuwangi. Untuk pengembangan tanah yang lain, Pak Teguh juga sudah membeli ribuan hektar tanah lagi. Di Lumajang, rencananya Mantan Kepala Bappeda Banyuwangi ini juga membuka perguruan Tinggi. Dia juga pernah berkata pada saya kalau ada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan mau dijual di Jember atau kota lain, dia akan membeli itu semua berapapun itu. Subhanallah.
Ketika saya kejar dengan pertanyaan: Dari mana semua yang dimilikinya? Adakah Pak Teguh punya perusahaan yang besar? Jawabannya cukup mencengangkan: Perusahaan Allah Swt. Setiap kali saya tanya, selalu saja dijawab: “Semua milik Allah Swt. Semua juga karenanya”. Sungguh luar biasa.
Ketika saya berjalan di kampus miliknya, dia tunjukkan semuanya pada saya. Termasuk para satpamnya. “Semua satpam di sini minimal punya dua sepeda motor”, katanya pada saya seraya menyalami para satpam. Para satpam juga mengiyakan ketika diceritakan soal mereka yang rata-rata memiliki dua sepeda motor. Artinya, Pak Teguh ingin menceritakan bahwa di universitasnya, semua telah menuju sejahtera. Bahkan mereka umumnya punya dua sepeda motor.
“Universitas ini milik saya”, kata Pak Teguh pada saya. Semua mobilnya juga diatasnamakan dia, istri dan anak-anaknya.
Selain Pak Teguh sering berbagi dengan orang-orang yang tidak punya, ada satu hal yang setiap tahun dilakukan oleh Rektor Universitas Bhakti Indonesia ini. Pak Teguh seringkali mengisi ceramah di sejumlah masjid. Jumlah mencapai seribu hingga sepuluh ribu orang. Yang luar biasa dari Pak Teguh adalah dia membelikan semua keperluan baju takwa, sarung dan mukena untuk para jama’ah. Tidak tanggung-tanggung, itu dia lakukan setiap tahun.
Betapa senangnya para jama’ah karena tiap tahun berganti-ganti sarung, baju dan mukena mereka. Selain itu, baju, sarung dan mukena baru dari Pak Teguh ini juga akan lebih memotivasi mereka agar lebih bersemangat ikut pengajian. Ini tentu merupakan hal yang aneh karena penceramah biasanya mendapatkan uang, bukan malah mengeluarkan uang seperti yang dilakukan pak Teguh.
Tidak seperti kebanyakan orang, Pak Teguh ingin seperti yang dikatakan dalam QS. Yasin ayat 21: Wattabiu man la yas’alukum ajran wahum muhtadun. Artinya: “Dan ikutilah orang yang tidak memintamu upah dalam dakwahnya, sementara mereka itulah orang yang mendapat petunjuk dari Tuhan”.
Karena itu, hari-hari Pak Teguh selalu saja diisi dengan berbagi dan berbagi. Semua itu akan memudahkan segala urusan Pak Teguh. Wallahu’alam. **
Dikutip dalam buku Bersedekahlah, Anda Akan Kaya dan Hidup Berkah karya Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I